Malam Nisfu Sya'ban Ala Madura
Bagi umat Islam bulan Sya'ban merupakan salah satu bulan yang mulia. Terlebih pada malam pertengahan bulannya atau yang biasa dikenal dengan Malam Nisfu Sya'ban. Pada malam Nisfu Sya'ban kaum muslimin biasanya melakukan amalan-amalan khusus. Juga doa khusus yang dipanjatkan spesial malam Nisfu Sya'ban. Salah satu amalan yang populer adalah membaca Surat Yasin 3 kali dengan 3 permintaan khusus. Pertama untuk meminta panjang umur untuk beribadah dalam ketetapan iman. Kedua memohon agar dijauhkan dari segala bala' dan musibah. Terakhir memohon untuk diberikan kecukupan rezeki. Amalan-amalan ini biasanya dilaksanakan secara bersama-sama di masjid atau mushola, atau juga bisa dilakukan secara munfarid di rumah.
Tentu tidak semua umat Islam memiliki pandangan yang sama tentang amalan Malam Nisfu Sya'ban. Bahkan ada kelompok tertentu yang menganggap amalan Nisfu Sya'ban adalah bid'ah. Bagi saya perbedaan pandangan ini hal lumrah terjadi sebagaimana hal-hal khilafiah yang lain. Dan saya tidak tertarik membahas hal itu. Sebagai Nahdliyin kultural saya termasuk orang yang mempercayai bahkan saya termasuk pengamal amalan Nisfu Sya'ban.
Sudah 2 kali Nisfu Sya'ban saya lewati di tempat perantauan di Sumenep. Ada hal menarik yang saya temui di Madura ini terkait malam Nisfu Sya'ban. Di Madura ini atau lebih tepatnya di Sumenep, malam Nisfu Sya'ban terasa sangat dimuliakan. Pada malam ini banyak sekali warung-warung makanan yang tutup. Hal ini juga merupakan sebagai bentuk penghormatan terhadap malam Nisfu Sya'ban. Dan juga para penjual sengaja tidak berjualan karena mereka semua ingin khusu' menyibukkan diri untuk mengamalkan amalan malam Nisfu Sya'ban. Hal ini menunjukkan betapa tingginya religiusitas masyarakat Sumenep. Di malam Nisfu Sya'ban masjid mushola terlihat lebih ramai dari biasanya. Orang-orang terlihat tidak ingin melewatkan malam spesial ini.
Yang menurut saya juga unik, selepas acara di masjid atau mushola para Jamaah kemudian saling meminta maaf satu dengan yang lainnya. Bahkan konon di daerah tertentu mereka sampai berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk meminta maaf. Kisah tentang berkunjung untuk meminta maaf ini saya dapatkan dari Bu Nanik, salah satu senior di tempat saya bekerja, kebetulan beliau tinggal di salah satu desa yang sedikit jauh dari kota sehingga tradisi kekeluargaannya masih begitu kental.
Tradisi ini saya kira merupakan pengamalan dari hadis nabi tentang kemuliaan malam Nisfu Sya'ban yang penuh dengan pengampunan. Bukan hanya memohon ampun kepada Allah tapi juga meminta maaf kepada sesama manusia. Selain itu saling meminta maaf ini mungkin juga berkaitan dengan persiapan menyambut Ramadhan. Dimana manusia menginginkan masuk bulan Ramadhan dalam keadaan kosong-kosong dari kesalahan terhadap sesama. Sehingga bisa menapaki bulan Ramadhan yang mulia dengan tanpa beban salah dan dosa. Maka jangan kaget jika di kantor ada orang yang tiba-tiba meminta maaf atas segala kesalahannya, atau jangan kaget juga bila grup WA akan penuh dengan ucapan mohon maaf rekan-rekan sejawat.
Nah, mumpung malam ini tepat malam Nisfu Sya'ban, saya pun juga akan turut menyampaikan permohonan maaf kepada semuanya yang mengenal saya atas segala khilaf dan kesalahan yang pernah saya perbuat. Baik berupa ucapan ataupun tindakan yang melukai hati panjenengan semua baik sengaja maupun tidak sungguh saya memohon keihklasan untuk dimaafkan. Semoga di malam yang mulia ini kita mendapat Maghfiroh dari Allah SWT. Dan langkah-langkah kita kedepan selalu dalam bimbingan-Nya serta dikaruniakan umur panjang dalam ketetapan Iman Islam. Mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari bala' dan musibah serta diberikan rezeki yang halal, lancar lagi berkah. Aamiin...
Toyyibbb ustadz 😊
BalasHapusTerimakasih telah mampir Gus...
HapusMantap... Tradisi yang perlu dilestarikan...
BalasHapusLanjutt...