GHOZALI EVERYDAY DAN KEKERAMATAN ISTIQOMAH
Kisah tentang Sultan Gustav Al Ghozali atau akrab disapa Ghozali begitu viral akhir-akhir ini. Keberhasilannya meraup milyaran rupiah dari penjualan swafoto non-fungibel token (NFT) dalam platform open sea menjadi buah bibir dan menghiasi semua lini masa.
Tidak disangka dan dinyana foto selfie dari Ghozali yang dikumpulkan selama 5 tahun rupanya menjadi jalan rezeki baginya. Kumpulan foto dalam bentuk NFT yang dia beri tajuk Ghozali Everyday rupanya laku keras dan bisa menjadi pundi-pundi rupiah bagi Ghozali. Tentu banyak komentar yang muncul dari khalayak tentang keberhasilan Ghozali. Banyak orang yang menyatakan bahwa kisah Ghozali ini hanyalah sebuah keberuntungan semata. Namun ada juga yang mengapresiasi keberhasilan Ghozali dengan menganggap yang dia dapatkan adalah buah dari usahanya.
Sebenarnya sah-sah saja jika orang menganggap apa yang diperoleh Ghozali adalah keberuntungan. Ibaratnya dia memang sedang mendapat durian runtuh. Karena memang sangat jarang orang tertarik pada foto selfie milik orang lain, kecuali orang tersebut adalah artis. Tapi lain yang terjadi pada Ghozali, mungkin memang kran rezekinya sedang terbuka melalui jalur itu.
Ya, Ghozali mungkin memang sedang dinaungi oleh keberuntungan. Tapi kebanyakan dari kita tidak tahu bagaimana proses atau perjuangan yang dilakukan oleh Ghozali. Bayangkan, setiap hari selama kurun waktu 5 tahun dia melakukan swafoto secara rutin dan konsisten. Mungkin sebagian orang menganggap itu ringan, toh hanya selfie saja. Haloooo Sodara, yang berat itu bukan selfie-nya tapi istiqomahnya bro...
Melakukan sesuatu dengan ajeg, konsisten atau istiqomah bukanlah hal mudah. Butuh perjuangan yang cukup berat. Karena kita dihadapkan pada keadaan yang terus berbeda-beda. Suasana hati yang berubah-ubah kadang juga menjadi perintang dari sebuah keistiqomahan. Belum lagi jika rasa malas dan sejenisnya ikut datang menghadang.
Jangankan untuk beristiqomah dalam melakukan hal besar, untuk hal kecil dan ringan saja beratnya bukan main.
Nah, dari peristiwa Ghozali Everyday, istiqomah benar benar menunjukkan keramatnya. Konsistensi Ghozali selama 5 tahun ini memberikan hasil diluar dugaan banyak orang bahkan diluar dugaan Ghozali sendiri. Maka tidak heran jika ada pepatah Arab yang mengatakan Sikap konsisten atau Istiqomah lebih baik dari seribu karomah. Bahkan Istiqomah sendiri itulah yang juga nanti menimbulkan karomah. Sebagaimana Kekeramatan sikap Istiqomah yang dialami oleh Ghozali.
Keistiqomahan Ghozali ini mungkin akan menginspirasi banyak orang. Bisa jadi orang akan mencari ide-ide ringan untuk diistiqomahkan. Misalnya selfie setiap bangun tidur, memotret pertumbuhan cambang atau kumisnya selama kurun waktu tertentu atau hal-hal sejenisnya. Tapi semua itu kembali kepada seberapa kuatnya orang-orang itu untuk beristiqomah. Siapa yang terus konsisten barangkali akan menemukan Kekeramatan Istiqomah. Dan hanya orang-orang kuat lahir batinlah yang mampu beristiqomah.
Dari sini kemudian kita tahu Istiqomah merupakan hal yang berat. Tapi tidak ada salahnya kita juga berusaha mengamalkan istiqomah ini untuk kebaikan kecil saja. Misalnya, istiqomah memberikan senyum kepada semua orang. Atau yang agak lebih berat sedikit Istiqomah menjaga lisan agar tidak melukai orang. Diantara itu semua yang cukup berat adalah Istiqomah menghindari Ghibah. Beraaaat gaessss.... hehehehe...
Seberat apapun Istiqomah saya juga akan terus berusaha mengamalkannya, setidaknya untuk terus Istiqomah mencintaimu dik, iya ... Kamu...
Salam...
Keren Mas
BalasHapusTerimakasih Prof. Naim berkenan mampir. Berbunga-bunga hati saya. Hehehe...
HapusMohon doanya saya sedang belajar mengamalkan apa yang panjenengan ajarkan tentang menulis... Salim sungkem saya kagem panjenengan...